Tim Inklusi ‘Aisyiyah Bojonegoro telah melaksanakan kegiatan Pengajian di desa Panjang Kecamatan Kedungadem pada tanggal 5 April 2023, pengajian tersebut bertemakan Isu GEDSI dalam Perspektif Islam. Kegiatan ini bertempat di Balai Desa Panjang yang dihadiri oleh beberapa perangkat desa Panjang, tokoh agama, tokoh masyarakat, beberapa anggota BSA kader kecamatan serta kader Inklusi desa.dalam kegiata ini, tim mengundang narasumber untuk pengisian tausiah yaitu, bapak Matrais, beliau merupakan Pimpinan Cabang Muhammadiyah Kedungadem.
Dengan dihadiri oleh 25 orang, kegiatan dimulai pada pukul 16.00 WIB., yang dibuka oleh pembawa acara dan dimulai dengan pembacaan ayat suci Al- Qur’an. Setelah itu dilanjutkan dengan sambutan, sambutan pertama dari coordinator Inkusi ‘Aisyiyah, Ina Afrina. Dan dilanjutkan sambutan kedua dari sekretaris desa Panjang. Memasuki acara inti, yaitu pemberian tausiah dengan tema Pengajian Isu GEDSI dalam Perspektif Islam. Oleh bapak Ahmad Malik.
Dalam penyampaiannya beliau menyampaikan beberapa hal terkait isu GEDSI dalam perspektif Islam, terdapat empat hal penting dari GEDSI, diantaranya: pertama, hak dasar bagi semua individu dan warga negara. Tak terkecuali dengan atribut yang berbeda baik berdasarkan gnder, disabiltas, umur, agama, latar belakang tenis/suku, orinetasi seksual, warna kulit, dan lain sebagainya. Dengan prinsip pertama ini, sensistif GEDSI ini berarti membuat orang lain takut menjalani kehidupannya.Kedua, menghappus dan memberantas kemiskinan, keterpinggiran, diskriminasi, rasa tidak aman dan nyaman, ketakutan, dan pmbedaan perlakuan. Bagi mereka yang memiliki otoritas atau kekuasaan harus bisa memastikan semua orang yang berada di bawahnya mendapatkan keadilan dan perlakuan yang sama.
Untuk hal yang lebih terperinci beliau menjelaskan tentang inklusi sosial, inklusi sosial adalah kondisi dimana semua individu atau kelompok masyarakat dapat berpartisipasi dalam seluruh bidang kehidupan: sosial, agama, ekonomi, politik, pendidikan dan lain-lain. Dalam partisipasi di masyarakat, mereka tidak hanya menjadi obyek, tetapi juga subyek yang memberi kontribusi dalam kehidupan bersama dalam semua bidang kehidupan tersebut. Dalam ekonomi misalnya, mereka tidak hanya sekedar diberi akses menghasilkan barang dan jasa untuk mewujudkan kesejahteraan bagi semua warga. Inklusi sosial dan kesejahteraan dalam masyarakat semakin kompleks dan beragam.
Dalam perspektif keislaman, inklusi sosial memiliki makna yang lebi luas dan mendalam. Konsep- konsep seperti ukhwah Islamiyah, musawah,dan ihsan dapat menjadi landasan untuk mendorong inklusi sosial yang lebih luas dan berkesinambungan dalam masyarakat. Konsep ukhwah Islamiyah misalnya menekankan pentingnya memandang perbedaan latar belakang agama, ras, atau etnis. Konsep muswah juga menekankan pentingnya kesetaraan dalam segala hal, baik dari segi hak dan kewajiban, maupun kesempatan dan sumber daya. Sedangkan konsep ihsan mengajarkan nilai – nilai moral dan etika, seperti kejujuran, keadilan, dan belas kasih.
Selain itu jika melihat dari masyarakat, beliau menyampaikan jika saat ini sudah memasuki zaman modern, yang apa apa menggunakan hal canggih, yang sudah serba digital. Dengan semakin banyaknya kecanggihan ini untuk masyarakat yang memiliki ekonomi tinggi/ kaya semakin kaya dan semakin terlihat sedangkan masyarakat miskin/ kurang mampu semakin terlihat miskin dan kesusahan, dengan hal itu maka dapat menimbulkan kesenjangan sosial, bagi orang – orang yang berduit hal ini termasuk kesenangan tapi bagi orang yang kesusahan semakin susah. Dari hal itu program ‘Aisyiyah mempunyai program yang dapat menjebatani supaya masyarakat dengan kondisi yang ibu –ibu mungkin belum mempunyai pekerjaan, yang dirumah saja, dengan adanya program inklusi diharapkan dapat mengikuti kegiatan yang positif, mendapat pengetahuan yang bermanfaat, sehingga dapat menjadi masyarakat yang produktif bukan yang konsumtif.
Point tersebut menjadi akhir dari pengajian ini dari bapak Matrais, kegiatan ini dilanjutkan dengan buka bersama yang bertempat di ruangan yang sama dan setelah itu dilanjutkan dengan sholat maghrib berjamaah yang di imami oleh bapak Matrais.